Free Lines Arrow

Sejarah Masuk dan Keruntuhan Islam di Spanyol

Pada tahun 711 Masehi kira kira 1.5 abad setelah kelahiran Nabi Muhammad. Pasukan Muslim datang ke Spanyol (Pada waktu itu bernama Andalussia) dan dalam tujuh tahun menaklukkan Semenanjung Iberia.
Ini lalu menjadi salah satu peradaban Islam yang besar; mencapai puncaknya pada Khalifah Umayyah Cordoba pada abad ke-10.
Kekuasaan Muslim menurun setelah itu dan berakhir pada tahun 1492 ketika Granada ditaklukkan.

MASUKNYA ISLAM KE SPANYOL 

Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Awal masuk islam diyakini terjadi  pada tahun 711, Kristen yang tertindas pada waktu itu melapor kepada Musa bin Nusair, gubernur Afrika Utara, dengan meminta bantuan melawan tirani Visigoth penguasa Spanyol, Roderick.
Musa menjawab dengan mengirimkan jenderal muda Tariq bin Ziyad dengan pasukan 7.000 pasukan. Nama Gibraltar berasal dari Jabal At-Tariq yang dalam bahasa Arab berarti ‘Bukit Tariq dinamai tempat di mana pasukan Muslim mendarat.
Cerita tentang permohonan bantuan ini tidak diterima secara umum. Tidak diragukan bahwa Tariq menyerbu Spanyol, tetapi alasan untuk hal itu mungkin lebih berkaitan dengan dorongan Muslim untuk memperbesar wilayah mereka.
Pasukan Muslim mengalahkan tentara Visigoth dengan mudah, dan Roderick terbunuh dalam pertempuran itu.
Setelah kemenangan itu, kaum muslim menguasai sebagian besar Spanyol dan Portugal dengan sedikit kesulitan, dan bahkan dengan sedikit perlawanan. Pada tahun 720 Spanyol itu sebagian besar berada di bawah kekuasaan Muslim (atau Moor, nama yang sering disebut).
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda.

KERUNTUHAN ISLAM DI SPANYOL
Sudah merupakan hukum alam bahwa suatu negara akan tumbuh, dan berkembang kemudian mencapai puncak kejayaan. Setelah mencapai puncak kejayaan dan secara perlahan akan mengalami kemunduran dan akhirnya hancur. Teori perkembangan yang tak dapat dielakkan oleh manusia karena sudah merupakan hukum alam. Demikian pula halnya dengan Spanyol yang dikuasai oleh Islam. Setelah Islam memperoleh kejayaan selama lebih kurang 7 abad, terjadi kemunduran yang membawa kepada kehancuran. Banyak faktor yang menyebabkan Dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini mundur dan kemudian hancur. Adapun faktor-faktor yang kemunduran dan kehancuran tersebut antara lain adalah

1. Pemberontakan
Terjadi beberapa peristiwa dan pemberontakan dan keharusan yang dilakukan oleh golongan-golongan tertentu yang merasa tidak puas, tidak senang, dan cemburu terhadap khalifah yang berkuasa. Pada zaman khalifah Hisyam (788-796 M) terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh saudara-saudaranya sendiri, Abdullah dan sulaiman. Mereka mempermaklumkan kemerdekaan dan memobilisasi kesatuan-kesatuan mereka di Teledo, tetapi mereka dapat dikalahkan oleh pasukan Hisyam yang terdiri dari 20.000 tentara pada tahun 790 M. Pada zaman khalifah Hakam (796-822) terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh kaum faqih yang berambisi memperoleh kedudukan, mereka menghasut dan mencela hakam sebagai orang yang tidak beragama, dengan pidato-pidatonya mereka membakar kefanatikan orang-orang muslim Spanyol.

2 Perubahan Struktur Politis
Di zaman Hisyam II (976-1013 MO terdapat perubahan struktur politis. Hisyam II baru berusia 11 tahun ketika ia menduduki tahta. Karena usianya masih sangat muda,sekretarisnya negara yang bernama muhammad Ibnu Abi Amir, mengambil alih tugas pemerintahan. (Mahmudunnasir, 1991:308). Hisyam II tidak mampu mengatasi ambisi para pembesar istana dalam merebut pengaruh dan kekuasaan. Menjelang tahun 981 M, Muhammad Ibnu Abi Amir yang ambisius menjadikan dirinya sebagai penguasa diktator. Dalam perjalanannya ke puncak kekuasaan ia menyingkirkan rekan-rekan dan saingannya. Hal ini dimungkinkan karena ia mempunyai tentara yang setia dan kuat, ia amengirimkan tentara itu dalam berbagai ekpedisi yang berhasil menetapkan keunggulaannya atas para pangeran Kristen di Utara. Kedudukan Hisam II tidak ubahnya seperti boneka, hal ini menunjukkan bahwa peranan khalifah sangat lemah dalam memimpin negara, dan ketergantungan kepada kekuatan orang lain mencerminkan bahwa khalifah dipilih bukan atas dasar kemampuan yang dimilikinya melainkan atas dasar warisan turun menurun. Hisam II memang bukan orang yang cakap untuk mengatur negara, tindakannya menimbulkan kelemahan dalam negeri. la tidak dapat membaca gejala-gejala pergerakan Kristen yang akan mulai tumbuh dan mengancam kekuasaannya. Keadaan ini diperburuk dengan meninggalnya al-Muzaffar pada tahun 1009 M yang dalam kurun waktu 6 tahun masih dapat mempertahankan kekuasaan Islam di Spanyol. Sejak itu sampai tahun 1013 M, ia dan 6 orang anggota Umayyah lainnya serta tiga orang anggota keluarga setengah Barber masing-masing menjabat khalifah sementara. Dalam masa lebih kurang 22 tahun (1009-1031) M terjadi 9 kali pertukaran khalifah, tiga orang di antaranya dua kali maenduduki jabatan khalifah pada priode tersebut. Pada tahun 1031 M khilafah dihapuskan oleh orang-orang Cordova.

3. Munculnya Raja-raja Kecil
Timbulnya Perpecahan Dinasti Umayyah di Spanyol ditandai dengan munculnya raja-raja kecil, di antaranya Dinasti Abbadi. Dinasti Murabit, Dinasti Mmuwahhid, dan Dinasti Bani Nasr. (Nasution, 1985, 78). Mereka saling beperangdan mengadakan aliansi baik dengan penguasa Muslim atau dengan penguasa Kristen (Aragon dan Castille) yang dulu tidak dihancurkan oleh Musa Ibnu Nusair di zaman Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh orang-orang Kristen, munculnya dinasti-dinasti kecil ini, yang menurut W. Montgomery watt, berjumlah sekitar tiga puluh negara kecil disebabkan penghapusan khilafah.

4. Melemahnya Kekuatan Militer dan Ekonomi
Disintegrasi politik yang terjadi pada waktu itu menyebabkan lemahnya kekuatan militer dan ekonomi, sedangkan faktor ekonomi sangat memegang peranan penting dalam mempersiapkan biaya perang. Orang-orang Kristen rupanya tahu tentang keadaan umat Islam yang sudah oyong itu. Oleh karena itu, pangeran-pangeran Kristen di Utara memperkuat posisi mereka untuk memerangi kaum Muslimin yang telah berpecah belah. Orang-orang Kristen yang semula pada abad ke-10 membayar upeti kepada orang Islam, tetapi menjelang pertengahan abad ke-II mereka dengan leluasa menuntut pembayaran upeti dari beberapa penguasa kecil Islam.

6. Munculnya Kekuatan Kristen di Spanyol
Bersatunya dua kerajaan Kristen, Lean dan Castille pada tahun 1230 M, telah meningkatkan usaha perebutan kekuasaan terhadap kekuasaan Islam di Spanyol semakin efektif. Tahun 1236 M. Cordova dapat direbut, dan tahun 1248 M. Seville jatuh pula ke tangan orang-orang Kristen. Pada waktu yang bersamaan tentara Castille semakin kuat, dan satu persatu kota-kota kekuasaan Islam dapat dikuasainya. Kota Malaga pun jatuh satu tahun kemudian. Kemudian, orang-orang Kristen merencanakan untuk mengambil alih kosta Granada yang masih bertahan. Penaklukan Granada ini tertunda disebabkan oleh terjadinya perselisihan antara Castille dengan Aragon. Namun, perselisihan tersebut tidak berlangsung lama, karena hubungan mereka membaik setelah Ferdinand II dari Arragon menikah dengan Isabella dari Castille pada tahun 1469 M. Pada tahun 1490 M, Ferdinand membawa pasukan berkuda lebih kurang 10.000 orang, dan menyerbu Granada sampai la memperoleh kemenagan. Dengan jatuhnya Granada, maka hancurlah kekuasaan Islam di Spanyol dan negeri itu kembali dikuasai oleh Kristen. (Hitti, 1970: 555).
Pada tahun 1499 M, Cardinal Ximenes de Cismero melarang beredarnya buku-buku Islam dan ia membakarnya, bahkan pada tahun 1556 M, Philip II membuat undang-undang bagi orang-orang Islam yang tinggal di Spanyol untuk meninggalkan kepercayaan, adat istiadat, bahasa, dan pandangan hidup mereka. Hanya ada dua pilihan bagi orang-orang Islam, masuk agama Kristen atau meninggalkan Spanyol. Undang-Undang tersebut di pertegas oleh Philip III, banyak orang Islam yang dibunuh atas perintah raja Philip III. Nampaknya, kekejaman yang dilakukan itu merupakan cara untuk melenyapkan Islam sampai ke akar-akarnya.

sumber  
Dr.Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003,
Chejne, Anwar G, 1974, Muslim Spain: Its History and Culture, Menneapolis, The University of Minnesota Press.
Brackkelman, Carl, 1970, History of Islamic Peoples. Putnames Sona, New York.  

+ comments + 3 comments

April 24, 2013 at 4:23 AM


www.tollywoodpolitics.com
www.bollywoodindiaboxoffice.com

July 10, 2013 at 4:51 PM

Kelemahan kaum muslim didunia adalah terlalu tamak, karena kurangnya dasar iman dan taqwa kpd Allah sehingga mudah dipatahkan.

Padahal Islam memang agama yang ditakuti hingga saat ini, karena persatua dan kesatuannya, bukan karena kekerasannya. buktinya, untuk menghindari persatuan Islam, kerajaan yang menduduki spanyol setelah era Islam menerapkan pembasmian Islam hingga akarnya.

berbeda dengan sistem penguasaan Islam, yang tak pernah memaksakan Islam kepada orang lain.

Terimakasih Putra atas Komentarnya di Sejarah Masuk dan Keruntuhan Islam di Spanyol
October 6, 2013 at 10:37 PM

maaf jika ada yg mengatakan Islam tdk pernah memaksakan Islam kpd org lain, seharusnya mempelajari sejarah lebih banyak lagi

Post a Comment

Statistic

Traffic

free counters

Tukar Link

Google PageRank Checker